Produk TRL: Teh Kulit Salak
Halo! Selamat datang di laman blog kelompok 3! Pada laman ini, kami akan menjelaskan mengenai konsep dan hasil produk dari Teknologi Ramah Lingkungan yang dilibatkan dalam proyek kelompok.
Seperti namanya, teknologi ramah lingkungan adalah teknologi yang dalam pembuatan dan penerapannya memperhatikan kaidah-kaidah serta wawasan kepada lingkungan sekitar. Sehingga, produk yang dihasilkan pun lebih ramah dan minim limbah.
Pada proyek TRL ini, kelompok 3 mencoba membuat produk untuk mengurangi tumpukan limbah organik yang dihasilkan dari rumah tangga, khususnya kulit buah. Walaupun tergolong lebih ramah dari limbah anorganik, namun tetap saja apabila tidak diolah dengan baik, limbah organik juga bisa menurunkan kualitas lingkungan dan estetika. Selain itu, limbah organik yang menumpuk bisa menjadi perkembangbiakan vektor dan hewan pengganggu.
Produk yang kami buat kali ini berasal dari limbah kulit salak. Adakah teman-teman di sini yang suka makan salak? Tahukah kalian bahwa ternyata kulit salak memiliki manfaat yang baik untuk tubuh? Setelah menyimak laman ini, jangan buang kulit salak lagi, ya, karena kita bisa mengolahnya menjadi barang konsumen, yaitu menjadi Teh Kulit Salak.
Dalam beberapa penelitian, kulit salak mengandung zat simplisia dan cinamic acid derivative, yang mampu membantu untuk meregenerasi sel epitel dan peremajaan pankreas. Selain itu, unsur aktif pterostilbene yang muncul setelah kulit salak diolah menjadi teh juga berperan langsung dalam menurunkan kadar gula. Teh Kuit Salak sendiri memiliki cita rasa yang mirip dengan buah salak, namun cenderung pahit.
Kami membuat ide solusi ini ditujukan untuk semua kalangan usia, khususnya bagi penderita diabetes.
Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat Teh Kulit Salak cukup sederhana, yaitu:
- Kulit Salak sebagai bahan utama;
- Wajan
- Ulekan
- Saringan
- atau kantong teh reusable (opsional)
Langkah pembuatannya sebagai berikut:
- Kulit salak yang sudah dikupas, kemudian dicuci menggunakan air bersih. Sembari dirobek agar memudahkan proses pengeringan dan penghalusan. Lakukan langkah ini dengan perlahan agar tangan tidak terluka.
- Jemur kulit salak hingga kering, biasanya memakan waktu ±2 jam.
- Jika sudah kering, kemudian sangrai kulit salak dengan api kecil hingga setengah matang.
- Haluskan kulit salak yang sudah matang menggunakan ulekan, usahakan masih menyisakan tekstur.
- Sangrai kembali kulit salak hingga benar-benar matang atau mengeluarkan aroma salak. Biasanya kulit akan menggulung dan mengeras.
- Seduh teh dari kulit salak tersebut, kalian bisa menggunakan saringan atau kantong teh reusable. Teh bisa digunakan hingga 3× proses penyeduhan.
Lihat foto di bawah untuk selengkapnya:
Produk tersebut menerapkan prinsip TRL yaitu recycle. Recycle sendiri merupakan kegiatan/proses mendaur ulang limbah atau sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Kami mengolah kembali limbah kulit salak menjadi barang konsumen yang bisa dikonsumsi semua kalangan.
Selebihnya, produk kami memiliki kekurangan dan kelebihan yang kami rangkum berikut ini:
Kelebihan: Produk bisa dibuat sendiri di rumah, dan bahannya mudah didapat, juga ramah lingkungan. Selain itu, produk ini juga memiliki nilai jual dan cocok dikonsumsi untuk semua kalangan.
Kekurangan: Prosesnya memakan waktu lama, dan hasilnya cenderung sedikit. Produk juga kurang efektif jika digunakan setiap hari karena usia manfaatnya pendek (termasuk barang tidak tahan lama).
Dengan dibuatnya produk sederhana ini, kami berharap bisa memenuhi tugas yang diberikan. Kami juga berharap ide olahan Kulit Salak dengan prinsip Recycle ini bisa memberi manfaat untuk orang lain, khususnya memberikan keikutsertaan dalam menjaga lingkungan sekitar dengan cara mengurangi limbah.
Comments
Post a Comment